Senin, 02 Mei 2011

Gunung Tidar, Magelang



Gunung Tidar adalah "Paku Pulau Jawa." Gunung Tidar tak terpisahkan dengan pendidikan militer. Gunung yang dalam legenda dikenal sebagai "Pakunya tanah Jawa" itu terletak di tengah Kota Magelang. Berada pada ketinggian 503 meter dari permukaan laut, Gunung Tidar memiliki sejarah dalam perjuangan bangsa. Di Lembah Tidar itulah Akademi Militer sebagai kawah candradimuka yang mencetak perwira pejuang Sapta Marga berdiri pada 11 November 1957.

Asal Nama Tidar

Asal muasal nama Tidar sendiri banyak versi. Ada salah satu versi yang menyebutkan bahwa nama itu berasal dari kata “Mati dan Modar”. Jadi karena angkernya Gunung Tidar waktu dulu, maka kalau ada orang mendatangi gunung tersebut kalau tidak Mati ya Modar.

3 Situs Makam di Gunung Tidar

Hanya butuh waktu kurang dari 30 menit untuk sampai di puncak Tidar. Secara umum, Gunung Tidar memang masih cukup alami. Banyak tanaman pinus dan tanaman buah-buahan tahunan seperti salak hasil penghijauan era tahun 1960an menjadikan Gunung Tidar sangat rimbun.
Beberapa saat menapaki jalanan setapak pendakian kita akan bertemu dengan Makam Syaikh Subakir. Konon Syaikh Subakir adalah penakluk Gunung Tidar yang pertama kali dengan mengalahkan para jin penunggu Gunung Tidar tersebut. Menurut legenda (hikayat) Gunung Tidar, Syaikh Subakir berasal dari negeri Turki yang datang ke Gunung Tidar bersama kawannya yang bernama Syaikh Jangkung untuk menyebarkan agama Islam.
Tidak jauh dari Makam Syaikh Subakir, kita akan berjumpa dengan sebuah makam yang panjangnya mencapai 7 meter. Itulah Makam Kyai Sepanjang. Kyai Sepanjang bukanlah sesosok alim ulama, namun adalah nama tombak yang dibawa dan dipergunakan oleh Syaikh Subakir mengalahkan jin penunggu Gunung Tidar kala itu.
Situs makam terakhir yang kita jumpai sewaktu mendaki Gunung Tidar adalah Makam Kyai Semar. Namun menurut beberapa versi ini bukanlah makam kyai Semar yang ada dalam pewayangan. Tetapi Kyai Semar, jin penunggu Gunung Tidar waktu itu. Meski demikian banyak yang percaya ini memang makam Kyai Semar yang ada dalam pewayangan itu. Dan mana yang benar, adalah tinggal kita mau mempercayai yang mana.

Paku Tanah Jawa

Di puncak Gunung Tidar ada lapangan yang cukup luas. Di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah Tugu dengan simbol huruf Sa (dibaca seperti pada kata Solok) dalam tulisan Jawa pada tiga sisinya. Menurut penuturan juru kunci, itu bermakna Sapa Salah Seleh (Siapa Salah Ketahuan Salahnya). Tugu inilah yang dipercaya sebagian orang sebagai Pakunya Tanah Jawa, yang membuat tanah Jawa tetap tenang dan aman.

Wisata Spiritual di Gunung Tidar

gunung_tidar
Gunung Tidar tidak hanya terkenal sebagai ikon atau identitas Kota Magelang. Bagi sebagian orang yang memang nglakoni lelaku spiritual , Gunung Tidar merupakan salah satu obyek yang menjadi tempat tujuan mereka untuk mendekatkan diri kepada Gusti Allah.
Dahulu, Gunung Tidar terkenal akan ke-angker-annya dan menjadi rumah bagi para Jin dan Makhluk Halus. Jalmo Moro Jalmo Mati, setiap orang yang datang ke Gunung Tidar bisa dipastikan kalau tidak mati ya modar (dan mungkin hal ini yang menjadi asal usul nama Tidar).
juru_kunci_tidar
Berdasarkan penuturan Mbah Paiman selaku Juru Kunci Gunung Tidar, di Gunung Tidar terdapat 2 buah makam yaitu Makam Kyai Sepanjang dan Makam Sang Hyang Ismoyo (atau yang lebih dikenal sebagai Kyai Semar). Sedangkan tempat yang selama ini dikenal sebagai Makam Syekh Subakir sebenarnya hanyalah petilasan beliau.
Petilasan Syekh Subakir
makam_syekh_subakir
Tempat persinggahan yang pertama kali kita jumpai apabila kita mendaki melalui pintu masuk Kampung Magersari dekat dengan rumah Juru Kunci adalah petilasan Syekh Subakir. Syekh Subakir merupakan ulama dari Timur Tengah yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Dikisahkan pula beliau adalah orang yang menaklukkan Jin dan Makhluk Halus di Gunung Tidar sehingga mereka ‘mengungsi’ ke Pantai Selatan, tempat Nyai Roro Kidul. Setelah berhasil menaklukkan Jin dan Makhluk Halus, Syekh Subakir kembali ke tanah asalnya di Rom (Baghdad).
Di petilasan Syekh Subakir ini tersedia mushola kecil dan pendopo. Petilasan Syekh Subakir sebelumnya ditandai dengan adanya kijing yang terbuat dari kayu. Setelah dipugar, kijing tersebut diletakkan di pendopo dan diganti dengan batu fosil yang berasal dari Tulung Agung serta dikelilingi pagar tembok yang berbentuk lingkaran dan tanpa atap.
Makam Kyai Sepanjang
kyai_sepanjang
Makam yang pertama kita temui adalah makam Kyai Sepanjang. Eyang Kyai Sepanjang merupakan murid dari Syekh Subakir. Karena pernah melakukan kesalahan dan sulit untuk disadarkan (layaknya besi bengkok yang sulit diluruskan), Eyang Kyai Sepanjang terkena tulah dari Syekh Subakir sehingga beliau berubah menjadi tombak.
Panjang makam awalnya adalah 6 meter, kemudian setelah petilasan Syekh Subakir dan Kyai Ismoyo dipugar, Eyang Kyai Sepanjang-pun meminta kepada Juru Kunci agar makamnya juga dipugar dan panjang makam ditambah 1 meter sehingga total menjadi 7 meter. Sampai saat ini, proses pemugaran makam masih berlangsung.
Makam Sang Hyang Ismoyo Jati
makam_semar
Makam yang kedua adalah makam Sang Hyang Ismoyo Jati atau yang biasa disebut dengan Kyai Semar. Kyai Semar merupakan Pamomong Tanah Jawa. Dikisahkan bahwa Kyai Semar menelan dunia (bumi) dan tidak bisa dikeluarkan lagi sehingga bentuk perutnya membuncit seperti orang hamil.
Tumpeng jejeg sejati, sego kuning sabukono, janur kuning sundukono,
sodo sapu gerang sak ler, bawang lanang brambang lanang lombok abang.
Makam Kyai Semar berbentuk kerucut berwarna kuning, di dasar kerucut dikelilingi (disabuki) dengan tulisan jawa Hanacaraka dan di puncaknya disunduk dengan janur kuning. Makam yang berbentuk kerucut tersebut ajejuluk Tumpeng Jejeg Sejati yang berarti bahwa manusia hidup harus benar tindakannya (jejeg lakune) dan senantiasa bersyukur kepada yang memberi hidup (Gusti Allah Robbul Alamien). Makam dikelilingi dengan pagar tembok yang berbentuk persegi , angka 9 pada panjang dan lebar tembok melambangkan Wali Songo (yang berjumlah 9) sebagai penyebar Agama Islam. Di dalam komplek makam juga terdapat pohon Jati yang memang dibiarkan berada di dalam kompleks makam (karena tidak bisa ditebang) sesuai dengan nama Sang Hyang Ismoyo Jati.
semar
Lantai kijing Kyai Semar dikelilingi dengan kaca cermin agar setiap orang yang berziarah hendaknya dapat berkaca terlebih dahulu, apakah wajahnya berupa hewan atau manusia. Konon saat hand phone tanpa SIM card milik Mbah Paiman diletakkan di makam tersebut, hand phone tersebut berdering dan Mbah Paiman bisa berbicara langsung dengan hamba Allah yang membangun makam tsb.
ziarah_tidar
Di hari libur, semakin siang semakin banyak rombongan peziarah yang datang ke Gunung Tidar. Di malam-malam tertentu-pun ternyata komplek makam juga ramai dikunjungi oleh peziarah. Bahkan diceritakan oleh Mbah Paiman ada hari-hari dan syarat tertentu untuk orang yang ingin mendapatkan jabatan ataupun orang yang ingin dilancarkan usahanya. Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar