Selasa, 03 Mei 2011

Misteri Jalan "Bimini" Jalan Kota Atlantis?


lainnya atlantis lainnya Bimini Road lainnya Jalan Dibawah Laut
Para diver (penyelam) yang tentu pernah melihat sebentuk jalan setapak di bawah laut utara Pulau Bimini di Kepulauan Bahama ini akan tentunya sangat terkejut. Banyak orang berpendapat jalan setapak itu dibuat oleh alam. Namun penataan batu jalan itu menimbulkan pertanyaan lanjutan karena terlalu “rapi”. Beberapa ahli menduga jalan itu adalah bagian dari Kota Atlantis (seperti yang ditulis oleh Plato beberapa abad silam). Tapi hingga hari ini belum ada bukti tambahan mengenai keberadaan “kota yang hilang” itu. Dan Jalan Bimini masih menjadi pertanyaan : apakah jalan itu dibuat alam atau manusia? Siapa pembuatnya?
Mungkin penemuan dari Bimini road bisa menjadi suatu bukti akan eksisnya Atlantis pada masa silam,…

…seperti yang pernah diutarakan oleh seorang ahli metafisik terkenal Amerika, Edgar Cayce yang meramalkan bahwa bukti dari sisa2 peradabanAtlantis akan muncul di sekitar Bahama diantara tahun 1968 dan 1969.

Tekstur Bimini Road yang sangat teratur
Dan tanpa disangka-sangka, memang benar pada tahun 1968 Bamini road ini ditemukan. Karena letaknya tidak terlalu dalam, maka Bimini road akan mudah terlihat citranya dari atas permukaan air.
Bentuk batu yang begitu rapi
Namun sampai saat ini Bimini road sendiri masih banyak diliputi kontroversi, bagi orang-orang yang percaya bahwa Atlantis benar-benar eksis, mereka beranggapan mungkin ini dulunya merupakan sebuah jalan raya kuno, adapula yang menganggap reruntuhan sebuah tembok bangunan/benteng dari peradaban tsb.
Denah Bimini Road.
Mungkinkah alam membentuknya serapi ini?
Namun, ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa Bimini road terbentuk secara alami.
Saat ini, pencarian dari sisa2 daratan atlantis masih terus dilakaukan, terutama diperairan Bahama ini, karena menurut beberapa prediksi dari para arkeolog, mungkin masih banyak temuan yang bisa didapat untuk menguak misteri Atlantis.
Sedang saya sendiri menyimpulkan bahwa itu memamg mungkin jalan peniggalan peradaban manusia berjuta tahun yang lalu yang mungkin adalah peniggalan bangsa atlantis. Dilihat dari struktur bangunannya yang sangat rapi, menggambarkan jalan itu bukan tercipta oleh alam. Seperti yang dikatakan Oleh Plato bahwa Atlantis adalah bangsa yang canggih dengan teknologi yang canggih, pusat peradaban dunia pada masa itu.
Lalu Apa Hubungannya Jalan BIMINI Dengan Indonesia?
Dilihat secara  geografis letak dari jalan bimini berada disebelah timur Indonesia, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jalan bimini adalah jalan yang terbentang dari Indonesia yang disebut-sebut benua Atlantis yang hilang. Bukti lain Keterkaian Indonesia gengan Atlantis adalah dikutip dari buku yang di tulis oleh
Prof. Arysio Santos yang menerbitkan buku yang menggemparkan : “Atlantis the Lost Continents Finally Found”.



Didalam buku tersebut, secara tegas dinyatakannya bahwa lokasi Atlantis yang hilang sejak kira-kira 11.600 tahun yang lalu itu adalah di Indonesia. Beliau menunjukkan perbandingan yang menunjukkan Indonesia adalah lokasi Atlantis yang hilang dibandingkan lokasi-lokasi perkiraan sebelumnya.

Dalam buku ini beliau membandingkan berdasarkan : Sistem irigasi, Keberadaan mammoth/gajah, Ukuran benua, Iklim Tropis, Keberadaan Kelapa dan Nanas, Konstruksi Megalitikum, Kekayaan tambang dan lain-lain (Atlantis Checklist)

Ilmu yang digunakan Santos dalam menelusur lokasi Atlantis ini adalah ilmu Geologi, Astronomi, Paleontologi, Archeologi, Linguistik, Ethnologi, dan Comparative Mythology.

Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga.

Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Para dewa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu. Kisah-kisah sejenis atau mirip kisah Atlantis ini yang berakhir dengan bencana banjir dan gempa bumi, ternyata juga ditemui dalam kisah-kisah sakral tradisional di berbagai bagian dunia, yang diceritakan dalam bahasa setempat.

Menurut Santos, ukuran waktu yang diberikan Plato 11.600 tahun SM, secara tepat bersamaan dengan berakhirnya Zaman Es Pleistocene, yang juga menimbulkan bencana banjir dan gempa yang sangat hebat. Bencana ini menyebabkan punahnya 70% dari species mamalia yang hidup saat itu, termasuk kemungkinan juga dua species manusia : Neandertal dan Cro-Magnon.

Sebelum terjadinya bencana banjir itu, pulau Sumatera, pulau Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia dan benua Asia .



Sulawesi, Maluku dan Irian masih menyatu dengan benua Australia dan terpisah dengan Sumatera dan lain-lain itu. Kedua kelompok pulau ini dipisahkan oleh sebuah selat yang mengikuti garis ‘Wallace’.

Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang saling menekan, yang menimbulkan sederetan gunung berapi mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan terus ke Utara sampai ke Filipina yang merupakan bagian dari ‘Ring of Fire’. Hingga terjadinya letusan gunung berapi secara berurutan, yang menyebabkan melelehnya lapisan es dan menimbulkan gempa dan tsunami yang menenggelamkan dataran rendah.

Benarkah hypothesis itu?? Dengan kecanggihan teknologi saat ini, yang memungkinkan pencarian di kedalaman laut, kebenaran seluruh hypothesis yang pernah ada tentang Atlantis mungkin akan segera terungkap..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar